top of page
Writer's pictureHerlina Putri

Palangka Raya, Kota Kelahiranku



Palangka Raya merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini terletak di tengah-tengah Indonesia dan memiliki wilayah terluas kedua di Indonesia. Kota Palangka Raya mulai dibangun pada tahun 1957 bersamaan dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah yang resmi terbentuk pada tanggal 23 Mei 1957 berdasarkan UU Darurat 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Sebelum menjadi daerah otonom, Kalimantan Tengah merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan pusat pemerintahan berada di Kota Banjarmasin.


Palangka Raya menjadi pusat pemerintahan daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan berlakunya UU 27/1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor Des. 52/12/2-206.

Pendirian Kota Palangka Raya ditandai dengan peresmian Tugu ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah di Pahandut pada tanggal 17 Juli 1957. Tanggal inilah yang kemudian dirayakan sebagai hari jadi Kota Palangka Raya.


Kota yang memiliki semboyan “Isen Mulang” atau semangat pantang mundur ini memiliki luas 2.853,52 km2. Terdiri dari lima kecamatan dan 30 kelurahan, kota ini dipimpin oleh Wali Kota Fairid Naparin dan Wakil Wali Kota Umi Mastikah untuk periode 2018--2023. Kota yang memiliki moto kota ”Cantik”, yaitu terencana, aman, nyaman, tertib, indah, dan keterbukaan ini, memiliki visi “Terwujudnya Kota Palangka Raya Menjadi Kota Yang Maju, Rukun, dan Sejahtera untuk Semua” untuk periode 2018--2023.


Adapun misinya adalah mewujudkan Kota Palangka Raya Smart Environment (lingkungan cerdas). Kedua, mewujudkan kerukunan seluruh elemen masyarakat Smart Society (masyarakat cerdas). Ketiga, mewujudkan kesejahteraan masyarakat kota dan masyarakat daerah pinggiran Smart Economy (ekonomi cerdas).


Kota Palangka Raya menjadi tempat tinggal beragam suku bangsa, dengan tiga suku dominan, yakni Dayak (34,49%), Banjar (30,46%), dan Jawa (25,36%). Selain ketiga suku tersebut, terdapat pula masyarakat dari berbagai latar belakang etnis seperti Batak, Bali, Flores, Madura, Sunda, Melayu, Makassar, Bugis, Mandar, Tionghoa, Minang, dan berbagai suku lainnya. Keberagaman etnis ini menciptakan atmosfer kota yang kaya akan budaya dan tradisi, menambah keunikan dan warna dalam kehidupan sehari-hari di Palangka Raya.


Kota Palangkaraya memiliki potensi yang cukup besar dari segi perkebunan, seperti karet, kelapa sawit, kepala, dan jambu mete. Dari empat komoditas perkebunan itu, karet menjadi yang terbesar dengan luas lahan pada tahun 2017 mencapai 5.008 hektare. Luas total lahan karet di Palangkaraya itu membuat kota tersebut mampu memproduksi sekitar 3.288,05 ton.


Kota Palangkaraya memiliki banyak tempat wisata, mulai dari museum, rumah adat, danau, hingga wisata susur sungai. Tempat wisata di Palangkaraya dalam bentuk museum adalah Museum Balanga, yang lokasinya di Jalan Tjilik Km 2,5, Kota Palangkaraya. Museum ini merupakan lembaga pelestarian, dokumentasi, serta penyajian koleksi peninggalan suku Dayak. Di Palangkaraya juga ada Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Lokasinya berada sekitar 34 kilometer dari pusat Kota Palangkaraya Destinasi wisata yang manarik lainnya yaitu Wisata Susur Sungai dengan menggunakan perahu. Perahu wisata itu diberi nama Rahai’i Pangun, yang dibuat dengan konsep tradisional-modern, yaitu dari perahu lokal dengan arsitek kapal dari Prancis. Perahu wisata Susur Sungai di Palangkaraya memiliki 5 model kabin yang berada di bawah dek dengan 3 kamar mandi yang nyaman.

4 views0 comments

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page